Manusia diciptakan dalam keterbatasan dan kelemahan.
Allah berfirman,
وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا
Dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS. An-Nisa’: 28)
Oleh karena itu Allah memerintahkan mereka agar memasrahkan segala urusannya kepada Allah, bersandar dan bergantung pada-Nya. Kelemahan manusia mengharuskan mereka untuk meminta pertolongan kepada yang memiliki kekuatan, dan tidak ada daya dan kekuatan hanya milik Allah,
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
Tidak ada yang memiliki daya dan kekuatan kecuali hanya Allah
Akan tetapi kebanyakan manusia lupa kepada Allah. Mereka tidak mengerti bahwa Allah Maha Hidup, Maha Kaya yang bisa mencukupi semua kebutuhan manusia kapan pun, Maha Kuat yang bisa mengangkat semua beban manusia, Maha Luas yang bisa menampung segala kesempitan hidup, Maha Pandai yang bisa memberikan ilmu-Nya kepada orang-orang bodoh yang mau meminta ilmu kepada-Nya.
Allah berfirman,
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS. Thaha: 114)
Kebanyakan manusia lebih memilih untuk bergantung pada selain Allah. Mereka menyandarkan kehidupan pada kekuatan mereka sendiri, pada pekerjaan, atasan, pejabat, penguasa, konglomerat, dll. Padahal mereka semua juga manusia yang lemah seperti kita, mereka hanya mendapatkan sedikit titipan kekayaan, kekuatan, dan kekuasaan -yang pada hakikanya semuanya berasaal dari Allah-. Kenapa kita meminta kepada manusia yang sama-sama tidak berkuasa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
Apabila kita menghambakan diri kepada selain Allah maka kita telah menyusahkan diri kita sendiri. Apabila kita menghambakan diri kita kepada banyak tuan, maka kita akan menerima perintah-perintah dari banyak tuan, dan itu membuat badan menjadi capek. Hidup serasa sempit dan melelahkan. Itulah bagian dari hukuman Allah atas kesalahan yang dilakukannya.
Allah berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13).
Orang yang berbuat dzalim akan menanggung akibatnya -baik di dunia dan di akhirat-,dan menyekutukan Allah dengan bergantung, berharap, dan meminta pertolongan kepada selain Allah termasuk kedzaliman yang besar yang berujung pada neraka, na’udlubillah.
Jadilah manusia yang hanya menyandarkan kehidupannya pada Allah, maka kehidupan akan terasa mudah dan ringan. Ia hanya memiliki satu tuan Yang Maha Baik, Maha Lembut, Maha Kasih, Maha Cinta, Maha Pemaaf, dan Maha Pemurah. Ia hanya menerima perintah-perintah dari tuan yang satu, Tuhan yang memaafkan setiap kesalahan dan memberikan upah yang banyak atas kebaikan yang sedikit. Bahkan di akhirat Ia akan memasukannya ke dalam surga-Nya.
Manusia hanya berusaha dan hasilnya ada di Tangan Allah. Orang yang menyadari bahwa hasil ada di Tangan Allah akan menerima dengan lapang dada atas semua keputusan-Nya. Apapun yang diputuskan Allah adalah baik karena itu berasal dari Dzat yang Maha Baik, sehingga manusia tidak akan protes pada-Nya. Manusia yang baik akan mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap takdir yang telah ditetapkan Allah padanya
Tugas manusia hanya beribadah tetapi tidak bergantung pada ibadah, karena ibadah tidak bisa memasukkan seseorang ke dalam surga. Allahlah yang memasukkan seseorang ke dalam surga dengan rahmat-Nya.
Rasulullah SAW bersabda,
لَنْ يَدْخُلَ أَحَدٌ الْجَنَّةَ بِعَمَلِهِ، قَالُوْا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ الله؟ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللهُ بِرَحْمَتِهِ
Nabi bersabda: ‘Seseorang tidak akan masuk surga dengan amal ibadahnya’, para sahabat bertanya: ‘bagaimana dengan engkau wahai Rasulallah?’, Rasulullah menjawab, ‘begitu pula denganku kecuali jika Allah telah menjatuhkan rahmat-Nya’. (HR. Bukhari, Muslim).
Semoga kita termasuk orang-orang yang dijaga Allah untuk bersandar dan bergantung hanya kepada Allah SWT, Penguasa alam raya.
0 komentar:
Posting Komentar