Valentine, Zina berkedok Cinta



 
Sesunguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”
(Q.S. Maryam [19]: 96)

Islam merupakan agama kasih sayang
Kasih sayang pasti pernah dirasakan oleh setiap orang. Ayah kepada anak, suami kepada istri, guru kepada murid, saudara kepada saudaranya, termasuk kasih sayang kepada lawan jenis. Kasih sayang yang menjadi hal wajar pada diri setiap manusia. Allah Swt. pun mengawali Surah Al-Fatihah yang merupakan ummul Qur’an dengan menyebutkan diri-Nya Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Buya Hamka menyebutkan di dalam tafsir Al-Azhar, ayat itu bertujuan untuk menekankan bahwa  Allah Swt. memiliki kasih sayang dan cinta kepada makhluk ciptaan-Nya. Sekaligus membuktikan bahwa Allah Swt. bukanlah pembenci dan pendendam.

Kasih sayang merupakan buah dari keimanan
Ketika seseorang benar-benar meyakini di dalam hati, ucapan dan perbuatannya bahwa Allah Swt. merupakan satu-satunya Dzat yang patut untuk disembah, maka Allah akan memberikan rasa kasih sayang itu kepadanya. Seperti yang telah Allah Swt. sampaikan di dalam QS. Maryam (19): 96, bahwa Allah-lah yang menanamkan rasa kasih sayang kedalam hati orang-orang beriman. Mencintai orang lain karena Allah dengan menegakkan aturan-aturan Allah, hanya mampu dirasakan oleh orang-orang beriman. Cinta seperti inilah yang akan kekal hingga syurga.

Kasih sayang disalahartikan
Akan tetapi saat ini hal fitrah itu disalah artikan oleh kebanyakan orang, terutama bagi para pemuda yang mengaku memiliki kasih sayang. Mereka menggunakan istilah “kasih sayang” itu untuk memikat lawan jenis yang bukan makhram demi melampiaskan nafsu mereka. Mereka mengekspresikan cinta mereka dengan cara-cara yang dapat mengundang laknat Allah Swt. 

Memasuki bulan Februari, indra penglihatan kita kerap kali melihat pernak-pernik yang bernuansa merah jambu. Tidak hanya itu, indra penciuman kita pun turut dihiasi dengan wanginya berbagai jenis bunga. “Valentine’s Day” begitulah mereka menyebut “hari kasih sayang” yang berasal dari masa awal Romawi Kristen itu. Sejarahnya pun tidak jelas, siapa pencetus nama tersebutpun tak dapat dipastikan. Yang jelas perayaan hari Valentine ini tidak termasuk dalam ajaran Islam.

Hari valentine yang diperingati setiap tanggal 14 Februari ini telah menjadi trending topic di setiap tahunnya. Mengapa? Karena bulan ini sering dijadikan momen spesial oleh sebagian besar masyarakat dunia terkhususnya bagi kawula muda untuk mengekspresikan cinta mereka kepada lawan jenis. Tidak hanya diperingati oleh umat non-muslim, akan tetapi sebagian umat Muslim yang awam dengan masalah inipun juga ikut-ikutan dalam merayakan hari Valentine yang jelas-jelas bukan merupakan ajaran Islam.

Berbagai cara mereka lakukan untuk mengekspresikan cintanya kepada pasangan mereka yang bukan makhram, berbagi coklat, bunga, boneka, kartu ucapan, pernak-pernik serba merah jambu. Dan ironisnya, mereka rela memberikan kehormatan diri mereka kepada lawan jenis yang bukan makhramnya. Lihat saja, semakin mendekati tanggal 14 Februari semakin banyak hotel menawarkan harga promo yang lebih murah, alhasil permintaan kamar hotel yang diiringi pula dengan penjualan alat kontrasepsi pun semakin meningkat di berbagai daerah, termasuk di negara yang mayoritas penduduknya Muslim ini, Indonesia.

Sadarlah wahai kaum muslim
Tidak heran, hari valentine didukung oleh para kapitalis yang senantiasa mengais keuntungan sebanyak-banyaknya demi kepentingan pribadi. Mereka senantiasa memanfaatkan momen-momen yang selalu digandrungi oleh muda-mudi, salah satunya momen valentine ini dimanfaatkan untuk memasarkan produk mereka dengan “berbungkus” istilah “kasih sayang”. Sebagian besar pebisnis lebih mengutamakan keuntungan dari pada keselamatan bangsa ini. sehingga wajar saja bangsa ini semakin lama, semakin terpuruk. Tidak hanya itu, awak media pun kerap kali menjadi “kompor” dalam peristiwa ini. Kita lihat saja hampir seluruh program yang ditayangkan di televisi, iklan di koran sampai media online-pun mengusung tema yang palsu dan keliru tentang kasih sayang.

Inilah salah satu misi dari pihak-pihak yang memusuhi Islam. Selain mengambil keuntungan secara materi, mereka ingin merusak generasi muda, terutama pemuda muslim dengan cara mendangkalkan aqidah pemuda muslim melalui perayaan umat non-muslim dan perayaan penuh maksiat  yang dikemas sedemikian rupa sehingga tampak indah dan layak untuk mereka ikuti, seperti Valentine’s Day ini. Bagaimana tidak, pemuda muslim dibuat percaya kepada “dewa-dewi cinta” yang sama sekali tidak ada. Mirisnya, para pemuda yang tidak memiliki pasangan (pacar) menjelang hari valentine dianggap sebagai suatu keadaan yang sangat menghinakan. Tahukah kita bahwa hari valentine itu juga merupakan kepercayaan Romawi Kristen kuno? Tanpa kita sadari, ketika seorang Muslim turut memercayai dan memperingati perayaan umat Non-Muslim, salah satunya hari valentine ini, maka ia termasuk bagian dari mereka. Hal ini pernah Rasulullah sampaikan di dalam Hadits beliau, yang terjemahannya:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Maka dari itu, marilah kita bentengi diri kita dari hal-hal yang dapat merusak aqidah kita kepada Allah Swt., yaitu ialah satunya dengan TIDAK MERAYAKAN HARI VALENTINE yang merupakan hari maksiat massal berkedok hari kasih sayang. 

http://www.fsrmm.com

Share on Google Plus

About Be Happy Fisabilillah

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar