Dilanda "Penyakit Cinta"?, Ada Obatnya Enggak Yah?

Jatuh cinta datang dengan tiba-tiba, tanpa prediksi dan masuk ke relung hati tanpa disadari. Cinta itu kemudian membuat hari-hari dilanda kegelisahan, malam seakan setahun lamanya, makanan terasa pahit dan degup jantung serasa berhenti.
Cinta itu kemudian membuat kegalauan yang sangat luar biasa ketika menanti, keinginan yang sulit dicegah untuk bertemu dan gelora dahsyat agar selalu bersama yang dicintai, sekarang juga dan selama-lamanya.
Jika rasa cinta itu tengah melanda hidupmu, maka berhati-hatilah, karena rasa itu bukanlah cinta sejati melainkan cinta penyakit. Sebagaimana penyakit fisik, penyakit hati pun butuh penanganan. Sayangnya, penanganan penyakit hati jauh lebih sulit karena tak ada obat apalagi dokter untuk menyembuhkannya.

Dalam Islam, cinta yang demikian itu disebut Isyq dan itu masuk dalam jenis cinta penyakit. Jika perasaan cinta yang benar maka disebut dengan mahabbah. Cinta kepada Allah adalah mahabbah tertinggi, lalu diikuti dengan mahabbatur rasul.

Isyq ini pula bukan termasuk mahabbah al ardhiyah yang memang alami terbentuk di jiwa setiap insan, yakni cinta kepada orangtua, anak, sahabat, keindahan, perhiasan, harta dan lain sebagainya.

Isyq berbeda dari cinta pada umumnya dalam hal dampak yang disebabkannya. Tak seperti Mahabbah, Isyq dapat memberikan efek yang amat sangat luar biasa seperti gelisah, gundah, takut dan rasa tak karuan lain di dalam hati.

Jika isyq terus ada dan tak segera diobati, maka dampak mengerikan dapat terjadi. Sebagaimana dalam kisah Majnun yang menjadi gila karena ditinggal wanita yang dicintainya, Laila. Atau di kehidupan modern ini, tak sedikit berita beredar seorang bunuh diri atau bahkan membunuh saat patah hati.
Jika dampaknya tak ke arah kriminal, maka dampak lain ke arah maksiat yakni berzina. Ada pula dampak lain yang lebih membahayakan lagi, yakni hilangnya kecintaan kepada Allah dan Rasulullah.
Isyq ternyata mengambil ruang yang sangat luas di dalam hati hingga berpotensi melenyapkan kecintaan haqiqi, yakni kecintaan kepada Sang Pemilik Hati.
Jika terus berlangsung lama, maka pengidap penyakit ini akan jatuh pada kesyirikan dan jelaslah bahwa neraka adalah tempat berakhirnya para musyrikin. Semua bencana itu hanya bermula dari satu hal; Isyq!
Penyakit cinta atau isyq memang lah sangat sulit dihilangkan. Perlu upaya keras untuk menyembuhkan rasa menakjubkan sekaligus membahayakan tersebut. Lalu bagaimana cara menyembuhkannya. Berikut terapi yang dapat dilakukan para pemuda dan pemudi yang dilanda isyq.

1.Menikah

Inilah terapi paling mujarab untuk penyakit isyq yang dianjurkan langsung oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Dengan menikah, maka penyakit itu akan berubah menjadi mahabbah yang halal bahkan berpahala.
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka hendaklah dia menikah. Barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah berpuasa. Karena puasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran (kepada perbuatan zina).” (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).

Lalu bagaimana jika begitu banyak penghalang untuk menikah, atau justru ternyata orang yang dicintai bukanlah jodoh kita? Maka terapi selanjutnya dapat menjadi solusi, namun yang perlu digaris bawahi adalah, terhambatnya menikah membuat penyakit cinta semakin dahsyat menggelora.

2.Takutlah kepada Allah

Allah lah yang jauh lebih layak dicintai. Cinta kepada Allah lah cinta yang bermanfaat dan kekal. Cintailah Allah dan takutlah kepada-Nya. Tidakkah kau takut menduakan cinta-Nya hanya dengan seorang yang belum tentu jodohmu?

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Ada tujuh golongan orang yang akan mendapatkan naungan pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan dari Allah, di antaranya seorang hamba (laki-laki) yang ‘diajak’ oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, namun dia mengatakan, ‘Aku takut kepada Allah’.” (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).

3.Mengadu kepada Allah
Adukan pula penyakit cinta kepada Rabb pemilik segala jiwa dan hati. Mohonlah kepada Allah dengan kekhusyukan dan kecitaan kepada-Nya agar menghilangkan isyq dari hati. Diajarkan sebuah doa oleh Rasulullah dalam hadits Abdullah bin Amr bin Ash.
Beliau bersabda, “Sesungguhnya hati seluruh anak Adam berada di antara dua jemari Ar Rahman. Ia membolak-balikkan hati tersebut sekehendak-Nya.” Ibnu Amr berkata, Kemudian Rasulullah berdoa, “Ya Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hatiku untuk selalu menaati-Mu (Yaa Muqallibal Quluub, tsabbit qalbii ‘ala tha’aatik).” (HR. Muslim).

Demikian terapi yang perlu dilakukan untuk memutuskan penyakit cinta. Dari dalam hati perlu adanya pula sebuah keteguhan untuk mengakhiri cinta penuh virus ini. Jangan mau menghinakan hati demi cinta yang tak pasti. Putuskan harapan dan angan-angan semu tentang masa depan dengan si dia. Lupakanlah ia karena Allah. Lupakanlah ia karena Allah. Lupakanlah ia karena Allah.

Sumber: muslimahdaily.com
Share on Google Plus

About Be Happy Fisabilillah

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar